Kecelakaan tragis pernah terjadi di era perkeretaapian Indonesia. Selain Tragedi Bintaro, peristiwa penting lainnya adalah Tragedi Trowek atau Tragedi Cirahayu yang terjadi pada tanggal 24 Oktober 1995 atau tepatnya pada saat era Perumka.
Peristiwa Trowek atau Tragedi Cirahayu terjadi pada pukul 00.03 WIB. Sebuah rangkaian kereta api anjlok setelah mengalami malfungsi rem di gradien 25 per mil. Sebanyak 14 orang tewas dan 71 lainnya mengalami luka berat.
Rangkaian yang anjlok adalah rangkaian gabungan antara KA Galuh dan KA Kahuripan. Rangkaian terdiri dari 2 Lokomotif (CC20105 + CC20175) + 11 K3 (Kereta Kelas 3) + 2 KMP3 (Kereta Makan Pembangkit) dengan jumlah penumpang sebanyak 728 orang (belum termasuk awak ke 2 kereta tersebut).
Kejadian Tragedi Cirahayu ini bermula setelah rangkaian KA Galuh yaitu kereta api kelas Ekonomi yang dijalankan malam hari mengalami kerusakan di Stasiun Cibatu. KA Galuh terdiri dari 6 kereta dengan jumlah 300 penumpang. Sedangkan di belakangnya ada KA Kahuripan yang berangkat dari Stasiun Bandung pukul 21.30 WIB atau 30 menit setelah KA Galuh meninggalkan Stasiun Bandung.
Baca Artikel: Mengintip Asal Usul Kereta Api di Indonesia Versi Harian De Locomotief
KA Kahuripan terdiri dari 7 kereta dengan 428 penumpang. Kedua KA digabung di Stasiun Cibatu. Pertimbangan penggabungan ini untuk memperlancar perjalanan kedua KA tersebut. Hal ini karena KA Galuh mengalami gangguan yang menyebabkan keterlambatan.
Adapun penggabungan dua KA tersebut hanya akan berlangsung hingga Stasiun Banjar. Selanjutnya KA Kahuripan akan meneruskan perjalanan menuju Kediri. Jadilah kedua kereta api tersebut digabung dengan rangkaian KA Galuh berada di depan dan KA Kahuripan di belakang.
Rangkaian panjang ini berjalan menanjaki lereng terjal petak Warung Bandrek - Bumiwaluya - Cipeundeuy. Saat menuruni lereng terjal di petak Cipeundeuy - Trowek (Cirahayu) terjadi masalah. Rem kereta tidak berfungsi dengan baik yang berakibat rangkaian meluncur turun.
Saat tiba di KM + 241 tepat di atas Jembatan Trowek sebelum sinyal muka Trowek, rangkaian anjlok. Tiga gerbong kereta kelas 3 yaitu K3-66545R, K3-81701, K3-64531 dan satu kereta makan pembangkit yaitu KMP3-80501 terlempar ke bagian kanan rel.
Ada 1 kereta makan pembangkit yaitu KMP3-80501 berada di dasar jurang sedalam 10 meter. Satu gerbong kereta yaitu K3-93505 terlempar ke arah kiri rel yang jaraknya sekitar 10 meter dan tiga kereta lainnya masing-masing K3-93559, K3-61502, dan K3-67105 masih berada di atas rel walaupun anjlok. Sementara itu, 5 gerbong kereta yang selamat berhasil ditarik ke Stasiun Cibatu.
Untuk gerbong kereta yang kondisinya parah dan rusak berat adalah K3-81701. Bagian dinding bagian kiri terkelupas hingga ke belakang, kursi di dalam kereta ini sebagian besar terlepas, darah dan serpihan daging berceceran di tempat tersebut. Posisi gerbong ini miring ke kanan tertahan tebing berketinggian sekitar 5 meter.
Nasib serupa menimpa ke 2 lokomotif yang menarik kereta tersebut. Lokomotif CC20105 menabrak tebing sehingga bagian depannya hancur. Untuk lokomotif CC20175 posisinya terbalik (kondisi roda berada di atas) dan dinding mengelupas.
Baca juga: Tragedi Gerbong Maut: Sejarah Kelam Perkeretaapian Masa Agresi Militer Belanda
Warga Kampung Sarapat Palumbungan yang berada tak jauh dari lokasi langsung berbondong-bondong memberikan pertolongan kepada para korban. Evakuasi korban sendiri selesai pukul 16.00 WIB.
Akibat Tragedi Cirahayu, KA Cisadane (Bandung - Madiun) dibatalkan. Sementara itu KA Turangga, KA Mutiara Selatan, KAPajajaran (Bandung - Solobalapan) dan KA Badrasurya (Bandung - Surabaya) memutar melalui Cikampek - Cirebon - Kroya.
Untuk gerbong kereta yang kondisinya parah dan rusak berat adalah K3-81701. Bagian dinding bagian kiri terkelupas hingga ke belakang, kursi di dalam kereta ini sebagian besar terlepas, darah dan serpihan daging berceceran di tempat tersebut. Posisi gerbong ini miring ke kanan tertahan tebing berketinggian sekitar 5 meter.
Nasib serupa menimpa ke 2 lokomotif yang menarik kereta tersebut. Lokomotif CC20105 menabrak tebing sehingga bagian depannya hancur. Untuk lokomotif CC20175 posisinya terbalik (kondisi roda berada di atas) dan dinding mengelupas.
Baca juga: Tragedi Gerbong Maut: Sejarah Kelam Perkeretaapian Masa Agresi Militer Belanda
Dalam kegelapan malam dan kepanikan, para penumpang berusaha keluar dari dalam kereta. Sayangnya pilihan tersebut salah. Penumpang kereta yang ada di tengah jembatan mencoba keluar lewat pintu maupun jendela. Tragisnya mereka terjatuh ke dasar jembatan dan terhempas ke sungai.
Warga Kampung Sarapat Palumbungan yang berada tak jauh dari lokasi langsung berbondong-bondong memberikan pertolongan kepada para korban. Evakuasi korban sendiri selesai pukul 16.00 WIB.
Akibat Tragedi Cirahayu, KA Cisadane (Bandung - Madiun) dibatalkan. Sementara itu KA Turangga, KA Mutiara Selatan, KAPajajaran (Bandung - Solobalapan) dan KA Badrasurya (Bandung - Surabaya) memutar melalui Cikampek - Cirebon - Kroya.