PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah berhasil menghidupkan lagi jalur kereta api (reaktivasi) di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Jalur kereta api yang dihidupkan adalah dengan rute Kalimas-Prapat Kurung.
KAI melibatkan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) dan anak usahanya PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) dalam mereaktivasi jalur kereta api Kalimas-Prapat Kurung.
Setelah ini, KAI diminta Pelindo III untuk menghidupkan rel KA yaitu di Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang dan Pelabuhan JIIPE di Gresik, Jawa Timur.
"Berikutnya di Semarang setelah itu JIIPE Manyar," sebut Dirut Pelindo III Boy Robyanto saat menghadiri pengoperasian kembali jalur KA di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Kamis (3/6/2021).
Baca Artikel: Jalur Kereta Api di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Kembali Hidup
Baca Artikel: Siap-siap, Reaktivasi Jalur Kereta Garut dan Padang Beroperasi Tahun Ini
Boy menyatakan adanya rel kereta api yang langsung menuju terminal petikemas membantu mobilitas pergerakan barang. Apalagi saat ini, ketepatan waktu mobilitas perjalanan barang maupun penumpang dengan menggunakan kereta sudah 99,99 persen.
"Kalau bersaing dengan truk, Anda (Dirut KAI) menang karena ketepatan waktu tinggi yaitu 99,99 persen," sebutnya.
Dia bilang sebaiknya jumlah pelabuhan di Pulau Jawa tidak harus banyak. Cukup 3 yaitu Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Emas, dan Tanjung Perak. Konektivitas 3 pelabuhan ini yang harus didukung oleh kereta api.
"Ditunggu pelabuhan berikutnya, kita sangat tunggu. Angkutan kereta api ini sangat efisien. Sesuai studi sebenarnya jarak antar pelabuhan 400 km cukup dikoneksi dengan kereta api. Jadi pelabuhan di Jawa cukup 3 yaitu Tanjung Priok, Tanjung Emas, dan Tanjung Perak," jelasnya.
Kedatangan lokomotif CC206 di Pelabuhan Tanjung Priok/Dok: KAI |
Sebagai catatan, KAI sebelumnya sudah berkolaborasi dengan PT Trans Jaya Persada (TJP) yang akan melakukan kajian-kajian untuk pengembangan eks Stasiun Gresik serta mereaktivasi jalur kereta api hingga ke Stasiun Indro. Kawasan eks Stasiun Gresik merupakan lahan KAI dengan luas sekitar 23.000 meter persegi.
Stasiun tersebut rencananya akan dioperasikan oleh TJP dengan status sewa lahan milik KAI untuk kerja sama angkutan barang.
Eks Stasiun Gresik berada dekat dengan 3 kawasan industri yang cukup besar dengan berbagai macam produk seperti industri plastik, kayu, makanan, energi, produk kimia, dan sebagainya. Eks Stasiun Gresik juga memiliki konektivitas yang baik karena berada dekat dengan beberapa pelabuhan di wilayah Kab. Gresik. Adapun akses terdekat stasiun tersebut adalah menuju Stasiun Indro dengan jarak 3 km.
Jalur kereta api Indro - Gresik merupakan bagian dari jalur Kandangan - Gresik yang pertama kali diresmikan pada 3 Januari 1924. Lalu pada 1980 hingga sekarang, jalur Indro - Gresik berstatus nonaktif.
Langkah ini juga merupakan upaya mendukung Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2019 Tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik - Bangkalan - Mojokerto - Surabaya - Sidoarjo - Lamongan. Dengan adanya moda transportasi kereta api di kawasan Gresik, diharapkan mampu mengurangi biaya logistik nasional.
Kembali hadirnya moda transportasi kereta api di wilayah tersebut diharapkan dapat mengakomodir distribusi barang baik berupa bahan baku maupun produk di wilayah Gresik. KAI bersama TJP berkomitmen mendukung program Pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah, khususnya wilayah Kota/Kabupaten Gresik dan wilayah sekitarnya.