Pelaksanaan PPKM Level 4 membuat jumlah penumpang kereta api menurun tajam. PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI memang membuat prosedur ketat bagi calon penumpang kereta api.
KAI secara tegas mendukung pembatasan mobilitas di masyarakat melalui transportasi kereta api untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 yang kasusnya tengah menanjak. Dalam mengoperasikan kereta api di masa PPKM Darurat dan PPKM Level 4 tersebut, KAI tetap mengacu pada ketentuan pemerintah yaitu SE Kemenhub No 42 Tahun 2021, SE Kemenhub No 50 Tahun 2021, dan SE Kemenhub No 54 Tahun 2021.
Kalau jumlah penumpang kereta anjlok, lantas bagaimana dengan bisnis KAI lainnya selama masa pandemi?
Baca Artikel: Imbas PPKM Darurat, Jumlah Penumpang Kereta Api Anjlok 79 Persen
Kereta barang jadi tumpuan bisnis lain KAI selama pandemi/Dok: KAI |
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengungkapkan pihaknya terus beradaptasi dan berinovasi dengan kondisi saat ini.
“Adaptasi, inovasi, dan kolaborasi menjadi kunci penting untuk KAI agar tetap bertumbuh di dalam situasi krisis ini,” kata Didiek saat dikonfirmasi, Senin (16/8/2021).
Di luar bisnis angkutan penumpang yang performanya sedang menurun, KAI meyakini bisnis angkutan barang adalah salah satu kunci menjaga performa bisnis selama pandemi Covid-19. KAI terus bekerja keras dalam meningkatkan performa Angkutan Barang.
Baca Artikel: Catat Baik-baik! Ini Syarat Naik KA Jarak Jauh dan Lokal Mulai 13 Agustus 2021
|
Mengakhiri semester I tahun 2021, kinerja angkutan barang KAI terus menunjukkan tren positif. Pada Januari sampai dengan Juli 2021 KAI melayani angkutan barang sebanyak 28,2 juta ton, naik 8,9 persen dibanding dengan periode yang sama 2020 lalu dimana KAI mengangkut 25,9 juta ton barang.
“Kenaikan volume barang yang KAI layani ini sangat penting bagi KAI untuk tetap survive di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung,” imbuhnya.
Terus bertumbuh juga dibuktikan KAI dengan tetap berprogresnya pekerjaan untuk proyek strategis nasional yang telah diamanahkan Pemerintah kepada KAI, meski di masa pandemi. Untuk proyek LRT Jabodebek misalnya, per 30 Juli 2021 progres pekerjaan telah mencapai 73,31 persen. Sementara untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung progres fisiknya sudah mencapai 54,16 persen.
Baca Artikel: Kabar Baik! Stasiun Pondok Rajeg di Cibinong akan Segera Direaktivasi
Pengerjaan LRT Jabodebek jadi bisnis KAI lainnya selama pandemi/Dok: KAI |
Baca Artikel: PPKM Diperpanjang, Bagaimana Syarat Naik KA Jarak Jauh dan Lokal?
Kondisi pandemi memang sedikit banyak mempengaruhi capaian target penyelesaian pekerjaan, namun KAI melakukan upaya maksimal dengan intens berkoordinasi dengan para stakeholders. Pemantauan dan pengawasan secara langsung tetap dilakukan, proses-proses pengujian pun didorong agar dilakukan percepatan. KAI juga membentuk Project Management Officer (PMO) yang memantau proyek untuk menjamin kelancaran proyek secara keseluruhan.
KAI bertekad akan menjalankan amanah penugasan tersebut agar semakin banyak masyarakat yang dapat merasakan layanan transportasi massal berbasis rel yang nyaman dan maju.
“Gencarnya pengembangan transportasi berbasis rel yang tengah dikerjakan KAI ini memiliki tujuan untuk menghadirkan moda transportasi yang terintegrasi dan memudahkan masyarakat dalam mobilitasnya. Kemajuan ini nantinya diharapkan tidak hanya akan menambah volume angkut semata, tapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat yang juga berimbas bagi kemajuan bangsa,” tutup Didiek.