Kereta Rel Listrik atau KRL Yogya-Solo sudah beroperasi sejak 10 Februari 2021. Moda transportasi massal ini sangat membantu mobilitas masyarakat Yogyakarta yang ingin bepergian ke Solo maupun sebaliknya.
Masyarakat pun ingin agar KRL Yogya-Solo diperpanjang hingga ke Madiun (sisi timur) dan Kutoarjo (sisi barat). Lantas apa tanggapan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo?
Baca Artikel: Info Lengkap KRL Yogya-Solo yang Sudah Beroperasi Komersial
"Perpanjangan KRL Yogya-Solo yang layak menjawab Pak Budi Karya (Menteri Perhubungan)," kata dia dalam sebuah diskusi virtual, Jumat (27/8/2021).
Didiek menjelaskan bahwa memang ada kemungkinan KRL Yogya-Solo diperpanjang hingga ke Madiun (sisi timur) dan Kutoarjo (sisi barat) mengingat minat masyarakat yang cukup besar. Namun hal itu menjadi wewenang Kementerian Perhubungan khususnya Ditjen Perkeretaapian untuk melakukan pembangunan seperti infrastruktur Listrik Aliran Atas (LAA)
"Rencana KRL sedang dikaji apakah Barat ke Kutoarjo atau apakah ke timur. Saat ini sudah ke Palur ke arah Sragen dan ke arah Madiun. Sementara Ke arah palur dulu," imbuhnya.
Untuk mendukung perpanjangan jalur KRL Yogya-Solo, Didiek bilang ada beberapa fasilitas pendukung yang sudah dibangun. Misalnya stabling KRL Yogya-Solo di Stasiun Solo Balapan dan depo KRL di Stasiun Solo Jebres.
Baca Artikel: Kabar Terbaru KRL Yogya-Solo: Akan Diperpanjang Sampai Madiun
KRL Yogya-Solo Diperpanjang hingga Madiun dan Kutoarjo/Dok: KCI |
Proyek Stabling KRL di kawasan Stasiun Solo Balapan merupakan rumah baru bagi KRL Yogya-Solo. Stabling ini memiliki kapasitas untuk menyimpan 20 unit atau dua rangkaian KRL dengan panjang 10 kereta.
"Stabling KRL sudah dibangun di Solo Balapan sedangkan depo KRL itu ada di Jebres," tegasnya.
Sebagai catatan, KRL Yogya-Solo menggantikan peran KA Prameks dengan rute yang sama. Sementara itu, peran KA Prameks digeser yaitu dengan melayani relasi Yogyakarta-Kutoarjo PP.
Baca Artikel: Opini: KRL Yogya-Solo Dapat Memberikan Manfaat Ekonomi
Pada Grafik Perjalanan Kereta Api atau Gapeka 2021, akan ada 20 perjalanan KRL Yogya-Solo pergi pulang (PP) dan 8 perjalanan KA Prameks relasi Yogyakarta-Kutoarjo PP. Jumlah frekuensi perjalanan untuk kedua jenis kereta tersebut tetap sama namun jadwal keberangkatan kereta tersebut pada jam sibuk pagi dan sore hari akan ditambah.
KRL Yogya-Solo melayani penumpang naik dan turun di 11 stasiun, yaitu Yogyakarta, Lempuyangan, Maguwo, Brambanan, Srowot, Klaten, Ceper, Delanggu, Gawok, Purwosari, dan terakhir Solo Balapan.
Kecepatan maksimal perjalanan KRL Yogya-Solo bisa sampai 90 km per jam dengan waktu tempuh perjalanan KRL rata-rata sekitar 68 menit. Dengan jumlah empat kereta setiap trainset, KRL Yogya-Solo pada masa normal dapat melayani 1.600 orang dalam satu kali perjalanan. Namun dalam masa pandemi COVID-19 saat ini, KCI mengatur kapasitas penumpang hanya sebanyak 74 orang per kereta.
KRL Yogya-Solo Diperpanjang hingga Madiun dan Kutoarjo/Dok: KCI |
Sementara itu, tiket KRL Yogya-Solo dipatok dengan harga Rp8.000 untuk sekali perjalanan. Besaran tarif tersebut sama dengan KA Prameks relasi Yogya-Solo PP sebelumnya.
Untuk penggunaan tiket untuk KRL Yogya-Solo sama seperti KRL Jabodetabek. Penumpang harus menggunakan Kartu Multi Trip (KMT) yang disediakan KAI Commuter Indonesia.
Bagi penumpang yang ingin membeli KMT bisa didapat di seluruh stasiun KRL Yogya-Solo dengan harga Rp30.000 sudah termasuk saldo Rp10.000.
Selain itu, penumpang bisa juga menggunakan kartu uang elektronik dari berbagai bank, seperti E-money Mandiri, Flazz BCA, Brizzi BRI, dan BNI Tap Cash.