LRT Jabodebek akan menjadi salah satu transportasi tercanggih di Indonesia. Alasannya, kereta produksi INKA tersebut bisa bergerak sendiri (driverless) tanpa bantuan masinis.
Untuk bisa bergerak tanpa masinis, LRT Jabodebek akan disisipkan sebuah teknologi persinyalan yang kini sedang disiapkan PT Len Industri (Persero).
Direktur Strategi Bisnis & Portofolio Len Industri, Linus Andor Mulana Sijabat, menargetkan LRT Jabodebek dapat beroperasi secara driverless atau otomatis tanpa masinis di semua jalur utama pada Agustus 2022, kecuali di depo yang masih manual. Sementara itu, LRT Jabodebek baru dapat beroperasi seluruhnya secara driverless pada Desember 2022.
Baca Artikel: Duh, Jadi Tak Sabar Naik LRT Jabodebek yang Beroperasi Pertengahan 2022
Baca Artikel: Cerita China Berhasil Tikung Jepang di Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
"LRT Jabodebek menggunakan teknologi CBTC-Moving Block yang menjadikannya sebagai LRT tanpa masinis atau driverless ke-3 di Indonesia setelah Skytrain Bandara Soekarno-Hatta dan MRT Jakarta (semi driverless). Sedangkan kalayang milik PT AP II tersebut menggunakan teknologi sistem persinyalan SiLSafe 5000 milik PT Len Industri," ungkap Linus dalam keterangannya, Selasa (21/9/2021).
Linus menjelaskan persinyalan LRT Jabodebek menggunakan Train Guard MT Signalling System dari Siemens dan Len Industri. Kedua perusahaan ini memasang semua perangkat persinyalan, serta menyuplai produk dan perangkat seperti power supply system untuk persinyalan, sistem pengkabelan indoor dan outdoor persinyalan, perangkat emergency train stop, dan perangkat luar persinyalan lainnya.
LRT Jabodebek Bisa Bergerak Tanpa Masinis dengan Pakai Teknologi Ini/Dok: KAI |
Dia menambahkan dalam sebuah moda transportasi urban transport seperti LRT, sistem persinyalan dibagi menjadi 3 bagian, yakni wayside signaling equipment (di sepanjang jalur), on board signalling equipment (di dalam kereta), dan indoor signaling equipment.
"Sistem persinyalan berfungsi mengatur pergerakan lalu lintas kereta di rel. Sistem CBTC-Moving Block memiliki tingkat keamanan yang tinggi serta dapat mencegah terjadinya tumbukan antar kereta baik dari depan, belakang maupun dari samping. Sehingga kereta dapat bergerak dengan jarak minimum antar kereta untuk memaksimalkan jumlah keberangkatan kereta, namun masih tetap dalam batas aman," sebutnya.
Baca Artikel: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Keren sih tapi Anggaran Bengkak Terus, Ini Analisisnya
Baca Artikel: Naik Kereta Cepat Jakarta-Bandung Hanya 36 Menit, Berikut Penjelasan KCIC
Saat ini, LEN sendiri sedang memasang perangkat sistem persinyalan di Depo LRT Jabodebek yang ada di Jatimulya, Bekasi. Sementara itu perangkat sinyal di semua jalur utama (lintas 1 Cibubur-Cawang, lintas 2 Cawang-Dukuh Atas, lintas 3 Cawang-Jatimulya) telah selesai.
"Begitu juga dengan perangkat sinyal di 31 kereta produksi INKA yang sudah selesai dipasang," ucapnya.
Linus menjelaskan waktu pengerjaan Depo Signalling sangat singkat, yaitu hanya dalam waktu 3 bulanan saja. Pekerjaan tersebut dilakukan sejak bulan Agustus dan ditargetkan selesai akhir November 2021. Sehingga diharapkan semuanya sudah terpasang pada akhir tahun 2021 ini.
LRT Jabodebek Bisa Bergerak Tanpa Masinis dengan Pakai Teknologi Ini/Dok: KAI |
Depo Signalling merupakan sistem persinyalan yang berada di Depo LRT Jabodebek sebagai tempat perawatan dan perbaikan lokomotif dan gerbong kereta.
Sementara itu, Len Industri juga sedang melakukan proses testing and commissioning sistem persinyalan di ketiga jalur utama LRT Jabodebek secara bertahap hingga Juni 2022 nanti.
Baca Artikel: Target Beroperasi 2022, Proyek KA Makassar-Parepare akan Pakai Kereta Cepat?
Baca Artikel: Mau ke Bandung, Pilih Naik Kereta Cepat atau Argo Parahyangan?
Sebelum resmi beroperasi, Linus bilang LRT Jabodebek harus melewati beberapa pengujian. Misalnya Site Acceptance Test (SAT) atau pengujian performa yang akan dilakukan pada bulan Mei 2022 serta Trial Running di bulan Juli hingga Agustus dan Desember 2022.
Sedangkan pada November 2020 lalu pernah dilakukan uji coba penggunaan sistem persinyalan LRT Jabodebek dengan kereta melalui lintas Stasiun TMII – Stasiun Harjamukti. Pengujian itu dimaksudkan untuk menguji sistem operasi manual sebagai fase awal untuk mempersiapkan sistem operasi otomasi (driverless).