PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA tengah mengembangkan prototipe kereta cepat yang diberi nama Merah Putih. Proyek ini dikerjakan oleh multi stakeholder, salah satunya dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional.
"Kami lagi rancang prototipe kereta cepat dengan BPPT," ungkap Direktur Utama INKA Budi Noviantoro dalam sebuah diskusi Perkeretaapian Indonesia, Selasa (16 /11/2021).
Budi optimistis proyek ini akan segera rampung. Dalam proses produksi prototipe Kereta Cepat Merah Putih, INKA juga melibatkan SDM dari berbagai perguruan tinggi seperti Politeknik Madiun, Jawa Timur. Nantinya, apabila prototipe ini selesai, akan diujicoba di lintas jalur kereta Makassar-Parepare.
Baca Artikel: Menguak Proyek Kereta Cepat Merah Putih, Jakarta-Surabaya Kurang dari 4 Jam
"Proyek kereta Cepat Indonesia ya kita harus bisa," sebutnya.
Namun sayangnya Budi belum bisa menjelaskan lebih detail mengenai proyek ini. Hanya saja, dari informasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kereta Cepat Merah Putih bisa melaju dengan kecepatan 250 km per jam dengan teknologi hybrid battery. Ditargetkan, prototipe Kereta Cepat Merah Putih bisa selesai pada tahun 2024.
Sebagai catatan, dalam webinar berjudul “Desain, Uji Model Aerodinamika, dan HVAC Kereta Cepat Indonesia” yang diadakan oleh BPPT pada tanggal 16 Juni 2021 dijelaskan tentang spesifikasi Kereta Cepat Merah Putih.
Desain Kereta Cepat Merah Putih direncanakan memiliki kecepatan desain 280 km per jam hingga 300 km per jam. Sedangkan, kecepatan operasional yang direncanakan adalah 250 km per jam.
Adapun Material yang akan digunakan untuk pembangunan sarana kereta cepat ini adalah Aluminium 6005A dan Aluminium 6061. Untuk desain jarak yang dapat ditempuh oleh kereta ini adalah 800-900 km dengan memperhitungkan jarak antara Jakarta hingga Surabaya adalah 700-750 kilometer.
Kereta Cepat Merah Putih juga direncanakan memiliki tingkat kebisingan di luar kabin kereta adalah 95 dB, sedangkan di dalam kabin target kebisingan adalah 50-55 dB.
Kereta Cepat Merah Putih direncanakan memiliki lebar jalur 1.435 mm (standard gauge). Kereta dengan kabin masinis direncanakan memiliki panjang 25.000 mm sedangkan kereta tanpa kabin masinis memiliki panjang 23.000 mm. Panjang ini dihitung dari ujung coupler kereta api. Lebar kereta yang direncanakan adalah 3.250 mm dan tinggi 4.170 mm.
Untuk rumah coupler direncanakan dapat dibuka dan ditutup. Rumah coupler tertutup digunakan untuk pertimbangan desain dan aerodinamika kereta cepat itu sendiri. Sedangkan rumah coupler terbuka digunakan untuk menggabungkan kereta cepat ini dengan kereta lainnya dengan menggunakan telescopic coupler yang dapat memanjang.
Kereta Cepat Merah Putih juga direncanakan memiliki struktur laiktabrak (crashworthiness) pada bagian depan kereta cepat. Struktur ini diperlukan untuk mengurangi dampak benturan ketika terjadi tabrakan kereta terhadap penumpang maupun kereta cepat.
Struktur laiktabrak ini berupa Crash Energy Management System (CEM) yang bekerja dengan menggunakan prinsip penyerapan energi kinetik sebesar mungkin dan membatasi beban yang diterima penumpang. Struktur ini nantinya akan ditempatkan tertutup oleh Mask of Car Kereta Cepat dan diletakkan dibagian gangway. Desain struktur laiktabrak ini telah disimulasikan pada kecepatan 36 km per jam serta pada kecepatan 110 km per jam.
Proyek Kereta Cepat Merah Putih/Dok: LPDP |
Aerodynamic drag berkontribusi terhadap 20-50 persen kebutuhan energi kereta api. Untuk itu, Model Kereta Cepat Indonesia pun telah diuji aerodinamikanya dengan Computational Fluid Dynamics (CFD) serta pada fasilitas terowongan angin milik BPPT. Terdapat beberapa desain Mask of Car Kereta Cepat Indonesia dan dipilih empat model yang memiliki nilai Coefficient of Drag (Cd) yang paling kecil.
Riset selanjutnya yang akan dilakukan selain mengukur aerodinamika kereta cepat adalah melakukan tes cross wind stability, tunnel aerodynamics, turbulence kinetic dan Head Pressure Pulse on Trains Crossing. Untuk memperkecil Coefficient of Drag maka sistem HVAC dipilih embed saloon mounted sesuai dengan objek riset carbody. Embed saloon mounted adalah sistem pemasangan pendingin yang ditanam pada bagian atas bodi kereta sehingga permukaan atas kereta tidak terlalu bergelombang sehingga berdampak pada Coefficient of Drag yang kecil.
Untuk desain kabin masinis, sisi kenyamanan dan standar ergonomi juga sangat diperhatikan. Tim desain menggunakan pendekatan Driver Desk Human Interaction System untuk mendesain kabin berdasarkan zona kerja masinis.
Hal ini dilakukan untuk memenuhi standar UIC 651 mengenai Layout of Driver Cabs in Locomotives, Railcar, Multiple Unit Trains and Driving Trailers. Sesuai standar Kementerian Perhubungan, pada kabin kereta cepat Indonesia terdapat dua kursi untuk masinis dan asisten masinis.
Pada bagian belakang kemudi kereta cepat terdapat Electronic Control Room. Pada bagian ini, perangkat on-board equipment kereta cepat berada. Perangkat tersebut seperti vital computer, track circuit receiver, balise transmission module, dan lain-lain.
Baca Artikel: Dirut KCIC: Kereta EMU KCJB CR400AF Lebih Cepat dan Modern daripada yang Ada di China
Kereta cepat buatan anak bangsa ini direncanakan memiliki beberapa kelas layanan antara lain kelas eksekutif, first class (business class) dan VIP Class. Untuk kelas eksekutif rencananya terdiri dari 90 penumpang, untuk first class/business class terdiri dari 38 kursi, dan kelas VIP terdiri dari 6 kursi.
Total penumpang yang mampu dibawa oleh satu rangkaian kereta minimal adalah 528 orang dan maksimal kurang lebih 600 penumpang. Desain interior kereta ini pun memperhitungkan analisis ergonomi untuk memberikan keamanan dan kenyamanan ketika penumpang menaiki kereta api.
Pada satu kereta juga direncanakan memiliki toilet yang ramah difabel. Untuk menambah kenyamanan perjalanan, kereta cepat juga akan dilengkapi dengan galley dan restoran.