Dua megaproyek perkeretaapian Indonesia akan rampung dan beroperasi tahun ini. Pertama adalah proyek LRT Jabodebek dan kedua Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Adapun LRT Jabodebek ditargetkan bisa beroperasi pada pertengahan tahun 2022 mendatang untuk melayani kebutuhan transportasi masyarakat di wilayah Ibu Kota dan sekitarnya. Sedangkan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ditargetkan bisa beroperasi pada akhir 2022 mendatang.
Untuk menyelesaikan kedua proyek tersebut, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI telah menerima penambahan Penyertaan Modal Negara atau PMN yang bersumber dari APBN tahun 2021 sebesar Rp6,9 triliun.
Baca Artikel: Potret Uji Coba EMU CR400AF, Si Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Baca Artikel: Disebut Doctor Yellow, Ini Potret Kereta Cepat Inspeksi Jakarta-Bandung
Baca Artikel: Mengenal Sistem CBTC yang Bikin LRT Jabodebek Bergerak Tanpa Masinis
Rinciannya adalah untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sebesar Rp4,3 triliun yang akan digunakan untuk membayar kewajiban modal dasar dari konsorsium (base equity capital). Sedangkan untuk proyek LRT Jabodebek, total PMN yang disalurkan adalah sebesar Rp2,6 triliun yang digunakan untuk menutup pembengkakan biaya atau cost overrun.
Lantas bagaimana progres pengerjaan proyek LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung saat ini?
Dirut KAI Didiek Hartantyo mengungkapkan, sampai dengan 16 Desember 2021, progres proyek LRT Jabodebek telah mencapai 78,39 persen dan ditargetkan dapat beroperasi pada Agustus 2022. Sedangkan Kereta Cepat Jakarta Bandung per 28 Desember 2021 progresnya telah mencapai 79,65 persen dan ditargetkan dapat beroperasi pada Desember 2022.
Proyek LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Beroperasi Tahun Ini/Dok: KAI |
Sebagai catatan, proyek Kereta Cepat akan menghubungkan Jakarta-Bandung dengan melalui 4 stasiun yaitu Halim, Karawang, Padalarang, dan berakhir di Tegalluar. Penumpang yang menggunakan kereta cepat dari Jakarta akan sampai ke Bandung dalam waktu 36 menit saja dengan catatan perjalanan langsung atau tanpa berhenti di setiap stasiun (Direct Trip).
Namun apabila berhenti di setiap stasiun, maka kalkulasi waktu yang dibutuhkan adalah 43 menit. Nantinya Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menggunakan kereta jenis EMU dengan tipe CR400AF yang dapat melaju hingga kecepatan operasi 350 km per jam.
Sementara itu, LRT Jabodebek memiliki 3 lintas pelayanan yang terintegrasi yaitu Lintas Pelayanan I Cawang-Harjamukti, Lintas Pelayanan II Cawang - Dukuh Atas, dan Lintas Pelayanan III Cawang - Jatimulya.
LRT Jabodebek akan menggunakan jenis kereta yang diproduksi oleh PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA dengan saluran Listrik Aliran Bawah (LAB). Kereta ini nantinya akan dioperasikan menggunakan sistem Communication-Based Train Control atau CBTC dengan Grade of Automation (GoA) level 3 yang bisa bergerak otomatis atau tanpa masinis.
Pengoperasian kereta dengan sistem CBTC GoA 3 yang digunakan pada LRT Jabodebek juga telah diterapkan di belahan dunia lainnya seperti Amerika Serikat, China, Jepang, Singapura, Spanyol, Inggris, Brasil, dan beberapa negara lainnya.
Jadi bagaimana, sudah tidak sabar bukan untuk menjajal kedua megaproyek perkeretaapian Indonesia tersebut di tahun ini?