PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA akhirnya mengenalkan salah satu produk terbarunya yaitu trem baterai. Trem ini memiliki teknologi canggih dimana tidak perlu memerlukan peran masinis saat dioperasikan atau otonom.
Trem otonom ini dirancang untuk beroperasi otomatis dalam lingkungan lalu lintas campuran atau mixed traffic. Beragam sensor seperti kamera, radar, LiDAR, dan GNSS dipasang untuk mendeteksi objek di sekitar, baik dalam kondisi cuaca cerah maupun hujan.
Baca Artikel : Kereta Tanpa Rel di IKN Tak Lolos Uji Coba, Akan Dikembalikan ke China
Informasi yang ditangkap sensor ini diolah oleh kecerdasan buatan (AI) melalui perangkat komputasi tertanam, yang memungkinkan trem mengambil keputusan secara mandiri. Trem digerakkan oleh motor listrik yang didukung baterai berkapasitas 200 kWh, yang mampu menempuh jarak hingga 90 km dengan satu kali pengisian daya.
Adapun proyek pengembangan sistem otonom berbasis kecerdasan buatan (AI) dilakukan oleh tim peneliti ITB dengan dukungan pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
"Sistem otonom yang dikembangkan pada trem ini sarat dengan teknologi AI. Sistem ini memungkinkan trem beroperasi dengan atau tanpa masinis dalam lingkungan lalu lintas campuran," ungkap Ketua Tim Peneliti IPB Bambang Riyanto dikutip Senin (9/12/2024).
Bambang menjelaskan trem otonom ini dapat menghindari halangan, menjaga kecepatan sesuai batas, serta mengenali rambu lalu lintas. Fitur Adaptive Cruise Control dan Emergency Braking System juga terpasang untuk mencegah tabrakan dengan kendaraan lain maupun pejalan kaki.
Trem canggih produksi INKA/Dok: Eksklusif INKA |
INKA dan ITB mulai mengembangkan teknologi ini sejak tahun 2021. Pada tahun pertama, trem diuji coba di lingkungan pabrik INKA dengan kondisi yang dikendalikan. Fitur yang diuji meliputi peringatan potensi tabrakan, kelebihan kecepatan, dan deteksi kondisi masinis yang lelah atau mengantuk.
Pada tahun kedua, trem diuji terbatas di jalur kereta depan INKA yang memiliki interaksi dengan lalu lintas umum. Uji coba difokuskan pada pengenalan rambu perkeretaapian, akselerasi dan deselerasi otomatis, serta pengereman darurat.
Baca Artikel : Top! Proyek LRT Jakarta Velodrome-Manggarai Sudah Tembus Rawamangun
Trem otonom juga diuji di lingkungan mixed traffic di Jalan Slamet Riyadi, Solo, pada 6–22 November 2024. Trem ini beroperasi pulang-pergi pada rute Stasiun Purwosari–Stasiun Solo Kota, melintasi berbagai kondisi lingkungan dan kecepatan. Jalan Slamet Riyadi dipilih karena kondisi mixed traffic-nya yang sangat representatif untuk pengoperasian trem secara umum, dengan jalur kereta yang bercampur dengan jalan raya serta persimpangan-persimpangan yang bebas digunakan oleh pengguna jalan lain.
“Trem otonom bertenaga baterai ini tidak hanya mendukung pengurangan emisi karbon, tetapi juga mengurangi risiko kesalahan manusia dari sisi pengemudi serta meningkatkan keselamatan dalam pengoperasian trem,” timpal General Manager Riset dan Pengembangan INKA, Febry Pandu Wijaya.